BANTENCORNER.COM – Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 36 resmi memulai program “Les Ceria” pada 10 Juli lalu di Desa Kertasana, Pandeglang, Banten sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan di daerah tempat mereka mengabdi. Kegiatan ini disambut hangat oleh masyarakat, khususnya para orang tua yang merasa terbantu dengan adanya tambahan pembelajaran di luar jam sekolah.
Program yang dilaksanakan di salah satu balai desa ini bertujuan memberikan ruang belajar yang menyenangkan bagi anak-anak. Tidak hanya sekadar pelajaran akademik, kegiatan ini juga dikemas dengan permainan edukatif sehingga anak lebih mudah memahami materi. Menurut pengamatan di lapangan, antusiasme peserta cukup tinggi terlihat dari jumlah anak yang hadir pada pertemuan perdana.
Pak Udin menyebut bahwa kehadiran mahasiswa melalui Les Ceria ini menjadi angin segar bagi anak-anak di desa.
“Anak-anak jadi punya kegiatan positif, apalagi di musim liburan seperti ini. Mereka bisa tetap belajar, tapi dengan cara yang lebih menyenangkan,” ujar salah satu warga Desa Kertasana.
Ketua KKM 36, Raissa Adelio menyampaikan bahwa program Les Ceria merupakan salah satu agenda unggulan yang telah direncanakan sejak awal. Ia menegaskan, kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada peningkatan prestasi akademik, tetapi juga pembentukan karakter anak.
“Kami berharap anak-anak bisa belajar dengan gembira, menemukan motivasi baru, dan semakin percaya diri menghadapi pelajaran di sekolah,” jelasnya.
Di sisi lain, pihak desa juga menyatakan dukungannya terhadap program ini. Kepala desa menuturkan bahwa keberadaan mahasiswa KKM membawa dampak positif bagi masyarakat. Menurutnya, semangat para mahasiswa dapat menjadi teladan bagi generasi muda desa. Ia menambahkan, kegiatan ini bisa menjadi contoh kolaborasi nyata antara dunia akademik dan masyarakat.
Kegiatan Les Ceria diisi dengan beragam materi, mulai dari mata pelajaran dasar seperti matematika, bahasa Indonesia, hingga keterampilan kreatif seperti menggambar dan bercerita. Suasana belajar dibuat interaktif sehingga anak-anak tidak merasa bosan. Beberapa mahasiswa bahkan menambahkan metode belajar sambil bernyanyi dan bercerita untuk menarik perhatian anak.
Dengan keberlangsungan program ini, masyarakat berharap kegiatan semacam ini bisa berlanjut meski masa KKM berakhir. Orang tua murid mengungkapkan keinginan agar tradisi Les Ceria dapat diteruskan sebagai wadah pembinaan anak di luar jam sekolah.
“Semoga setelah mahasiswa selesai KKM, masih ada penerus yang bisa melanjutkan kegiatan ini,” harap salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya.***







